30 April 2025 - 07:44
Hadis-Hadis dari Fathimah Ma'shumah (sa) yang Diriwayatkan oleh Beberapa Fathimah

Dalam beberapa kumpulan hadis, terdapat riwayat-riwayat yang memiliki rantai sanad yang menarik dan unik, yaitu rantai sanad yang bisa disebut sebagai "Silsilah Fawāṭim" (para Fathimah).

Kantor Berita Internasional Ahlulbait  – ABNA – dalam kumpulan-kumpulan hadis, terdapat beberapa riwayat yang memiliki karakteristik khusus yang menjadikannya menarik serta memudahkan dalam menghafal rantai perawi.

Dalam bahasa Persia, sekelompok perempuan yang semuanya bernama "Fathimah" disebut "Fāṭimeh-hā", sedangkan dalam bahasa Arab disebut "Fawāṭim", yang merupakan bentuk jamak tak beraturan dari "Fāṭimah". Sebagai contoh, dalam beberapa sumber sejarah, Imam Hasan (as) dan Imam Husain (as) disebut sebagai "Abnā’ al-Fawāṭim" yang berarti "anak-anak dari para Fathimah". Hal ini karena ibu mereka adalah Sayidah Fathimah Zahra (sa), nenek dari pihak ibu mereka adalah Fathimah binti Asad (sa), dan nenek dari pihak ayah Rasulullah (saw) adalah Fathimah binti Abdullah bin ‘Amr bin ‘Imran bin Makhzum. [1]

Dalam sumber-sumber hadis juga disebut istilah "al-Fawāṭim al-Thalāthah" (tiga Fathimah), yang merujuk pada:

  1. Fathimah binti Asad (ibu dari Imam Ali as),
  2. Sayidah Fathimah Zahra (sa), putri Nabi (saw), dan
  3. Fathimah binti Zubair. [2]

Di beberapa sumber lain juga disebut "al-Fawāṭim al-Arba‘ah" (empat Fathimah), di mana dalam suatu peristiwa Nabi (saw) menghadiahkan sepotong kain istabraq (sutra tebal dari surga) kepada masing-masing dari mereka. [3]

Riwayat Hadis dari “Fawāṭim”

Dalam sumber-sumber hadis, terdapat hadis-hadis yang diriwayatkan oleh para perempuan yang semuanya bernama Fathimah. Sebagai contoh, Syaikh Muhammad Syarif Razi dalam bukunya Qom dalam Khazanah Ulama mengutip dari Ayatullah al-‘Uzhma Mar‘asyi sebuah hadis terkenal dengan rantai sanad sebagai berikut:

"Telah menceritakan kepadaku Sayyiduna al-‘Allāmah al-Najafi al-Mar‘āsyī, ia berkata:
Sayyid Muhammad al-Ghamari al-Syafi‘i dalam bukunya meriwayatkan dari:

  • Fathimah binti Husain al-Ridha, dari
  • Fathimah binti Muhammad al-Ridha, dari
  • Fathimah binti Ibrahim al-Ridha, dari
  • Fathimah binti Hasan al-Ridha, dari
  • Fathimah binti Muhammad al-Mūsawī, dari
  • Fathimah binti Abdullah al-‘Alawiyyah, dari
  • Fathimah binti Hasan al-Husainī, dari
  • Fathimah binti Abī Hāsyim al-Husainī, dari
  • Fathimah binti Muhammad bin Ahmad bin Musa al-Mubarraq, dari
  • Fathimah binti Ahmad bin Musa al-Mubarraq, dari
  • Fathimah binti Musa al-Mubarraq, dari
  • Fathimah binti Imam Ali al-Ridha, dari
  • Fathimah binti Musa bin Ja‘far, dari
  • Fathimah binti Ja‘far al-Sadiq, dari
  • Fathimah binti Muhammad al-Baqir, dari
  • Fathimah binti Ali bin Husain Zainal Abidin, dari
  • Fathimah binti Abi Abdillah al-Husain, dari
  • Zainab binti Amirul Mukminin, dari
  • Fathimah binti Rasulullah (saw),
    beliau bersabda: “Ketahuilah, barang siapa wafat dalam keadaan mencintai Ahlulbait Muhammad, maka ia mati sebagai syahid.”

Riwayat ini juga disebut dengan redaksi serupa dan rantai sanad yang hampir sama dalam kitab al-Lu’lu’ah al-Thamīnah fī al-Ātsār al-Mu‘an‘anah al-Marwiyyah karya Ahmad Chishti Dagistani.

Riwayat Lain dari Fawāṭim

Dalam hadis lain yang dikutip oleh Allamah Amini dalam kitab al-Ghadir [4], yang diambil dari kitab Ahlusunnah [5], disebutkan:

Fathimah, putri dari Ali bin Musa al-Ridha (as), meriwayatkan dari

  • Fathimah Ma‘sūmah (sa), putri dari Imam Musa al-Kazhim (as), dari
  • Fathimah, putri dari Imam Ja‘far al-Sadiq (as), dari
  • Fathimah, putri dari Imam Muhammad al-Baqir (as), dari
  • Fathimah, putri dari Imam Ali bin Husain (as), dari
  • Ummu Kultsum, putri dari Amirul Mukminin (as), dari
  • Sayidah Fathimah Zahra (sa),
    yang bersabda:
    “Apakah kalian lupa sabda Rasulullah (saw) pada hari Ghadir Khum: ‘Barang siapa aku adalah maulanya, maka Ali adalah maulanya.’”
    Dan sabda beliau: “Engkau (Ali) bagiku seperti Harun bagi Musa.”

Salah satu poin menarik dari riwayat ini adalah bahwa semua perawi adalah putri-putri para Imam, yang meriwayatkan dari bibi mereka masing-masing.

Sumber Referensi:

  1. Ibn Atsir al-Jazari, al-Nihayah fi Gharib al-Hadits wa al-Atsar, Jilid 3, hlm. 458.
  2. Astaraabadi, Ta’wīl al-Āyāt al-Zhāhirah fi Fadhā’il al-‘Itrah al-Thāhirah, hlm. 132.
  3. Ibn Hajar al-‘Asqalani, al-Iṣābah fi Tamyīz al-Ṣaḥābah, Jilid 8, hlm. 270–271.
  4. al-Ghadir, Jilid 1, hlm. 196–197.
  5. Asnā al-Maṭālib fī Manāqib Sayyidinā ‘Ali bin Abī Ṭālib, karya Ibn al-Jazari al-Syafi‘i.

Your Comment

You are replying to: .
captcha